Selasa, 01 Oktober 2013

resensi buku



Resensi Buku Surat Kecil Untuk Tuhan

Nama        : Dewi Febriyanti
NPM         : 21211955
Kelas        :3EB22

Identitas buku :
Judul Buku/Novel   : Surat Kecil Untuk Tuhan
Penerjemah            : -
Penerbit                : Inandra
Tahun Terbit         : 2008
Cetakan                 : Jakarta, 28 September 2011
Edisi                     : ke-8
Tebal Buku            : vii+232
Pengarang              : Agnes Danovar


Didalam novel ini menceritakan kisah nyata seorang gadis remaja yang bernama Gita  Sessa Wanda Cantika yang berjuang melawan  kanker ganas atau dalam ilmu kedokteran disebut Rabdomiosarkoma (kanker jaringan lunak). Gita Sessa Wanda Cantika merupakan peran utama didalam novel ini, yang divonis menderita kanker ganas dan diprediksi umur hidupnya tinggal 5 hari lagi. Kanker Rabdomiosarkoma (kanker jaringan lunak) menggerogoti sebagian wajahnya. Gita atau dikenal dengan nama Keke terus berjuang melawan penyakitnya, keke tidak pernah menyesali penyakit yang diberikan Tuhan olehnya. Keke terus melakuakan aktivitas sebagai seorang murid yang terus bersekolah dan menjalani hari-harinya dengan semangat dan tersenyum tanpa memperlihatkan kesedihan penyakit yang dideritanya.

Ayah keke yang bernama Joddy Tri Aprianto beserta keluarganya masih merahasiakan penyakit kanker yang ganas ini kepada putrinya, bagaimanapun sang ayah tidak tega memberitahukan penyakit ini kepada keke. Ayah keke pun berjuang untuk kesembuhan putrinya, hingga mencari pengobatan alternatih keseluruh Indonesia. Perjuangan sang ayah tidak pantang menyerah demi menyelamatkan kehidupan putrinya. Tapi perjuangan tersebut nihil tidak ada satupun pengobatan alternatif yang mampu menyembuhkan penyakit Gita Sessa Wanda Cantika.

Keke pun bertanya-tanya sebenernya penyakit apa yang diderita olehnya. Dan pada akhirnya keke pun mengetahui bahwa dia menderita kanker ganas. Ia pun tidak marah atau tidak kecewa kepada siapapun yang merahasiakan penyakit tersebut kepada dirinya. Dengan kebesaran hatinya ia menerima dengan ikhlas dan terus berjuang untuk melawan penyakit tersebut. Keke tetap memperlihatkan senyumnya kepada setiap orang dan menunjukan perjuangannya bahwa dengan kanker diwajahnya ia masih mampu berprestasi dan hidup normal didaerah lingkungan tempat ia bersekolah. 

Sang ayah pun masih tetep berjuang untuk kesembuhan putrinya, dan akhirnya ayah Keke kembali pada ilmu kedokteran (medis). Menurut dokter ada cara yang dapat membunuh kanker tersebut yaitu dengan cara kemotrapi. Ayah keke pun menyetujui asalkan putrinya bisa sembuh dari penyakitnya. Akhirnya keke pun menjalani kemotrapi tersebut, dengan menjalani kemotrapi Gita mendapatkan kesempatan untuk sembuh setelah bertahan selama 6 bulan menjalani kemotrapi untuk membunuh sel-sel kanker yang menggerogoti wajahnya. Perjuangan Keke pun sangat berat karena sekali kemotrapi mampu merontokan rambut Gita dan Gita pun harus menjalani 25 kali kemotrapi untuk dapat sembuh.

Kebesaran Tuhan pun terjadi akhirnya Gita Sessa Wanda Cantika atau Keke dapat sembuh dari penyakit kanker ganas tersebut. Keluarga serta sahabat-sahabat Gita pun sangat senang karena perjuangan gita selama ini membuahkan hasil. Tuhan memberikan kesempatan hidup untuk Gita lebih lama dari sebelumnya yang sudah divonis bertahan hidup hanya 5 hari dan akhirnya bisa bertahan hingga 3 tahun lamanya. Kebahagiaan yang dipancarkan oleh wajah Gita sangat berarti bagi keluarga serta sahabat-sahabatnya. Keluarga Keke pun mengadakan pesta kecil-kecilan untuk kesembuhan keke.

Tak lama kemudian kanker tersebut pun balik lagi, namun dengan tempat yang berbeda yaitu dipelipis mata sebelah kanan. Keke sadar bahwa nafasnya didunia ini tidak akan lama lagi. Ia pun tidak marah kepada Tuhan, kenapa hal ini terjadi kepada dirinya. Akhirnya sang ayah pun mencoba kembali ke profesor yang sebelumnya sudah membunuh kanker ganas tersebut. Kemotrapi pun dijalani Keke dan seluruh rambut keke rontok tak tersisa. Tapi sepertinya kanker tersebut sudah kebal oleh bahan kimia yang disalurkan ketubuh Keke. Kondisi Keke semakin parah, kanker itu mulai menyebar keseluruh tubuh, paru-paru, jantung dan organ-organ tubuh lainnya. Walaupun kondisi Keke semakin parah, yang patut diacungkan jempol yaitu kegigihan dan semangat Keke untuk belajar dan bersekolah bahkan disaat tangan dan kakinya sudah tidak mampun digerakkan lagi.

Waktupun berlalu dan kondisi keke tak kunjung membaik dan akhirnya ia harus dirawat inap lagi di RSCM dan mengalami koma selama 3 hari. Selama Keke koma sang ayah mendapatkan kabar yang begitu membanggakan bahwa Keke mejadi juara 3 dikelas. Sang ayah pun tak percaya bagaimana bisa Keke juara 3 dikelasnya? Selama ini Keke jarang masuk karena harus mejalani pengobatan utuk menyembuhkan penyakitnya. Betapa bahagianya keluarga Keke mendengar berita tersebut. Bahwa perjuangan Keke selama ini tidak sia-sia.

Selama 3 hari koma dan akhirnya dokterpun menyerah terhadap kanker yang diderita Keke. Di nafas terakhirnya Keke menuliskan sebuah Surat Kecil Untuk Tuhan. Surat yang berisi kebesaran hati remaja Indonesia yang berharap tidak ada air mata lagi didunia ini yang terjadi pada siapapun. Tanggal 25 Desember 2006 Gita Sessa Wanda Cantika menghembuskan nafas terakhirnya. Keluarga Gita serta sahabat-sahabatnya sudah mengikhlaskan kepergian Gita untuk selamanya.


penalaran deduktif



Nama        : Dewi Febriyanti
NPM         : 21211955
Kelas        :3EB22
Penalaran Deduktif

Penalaran adalah proses berfikir, mencari suatu pemahaman atau penalaran dari suatu pengamatan atau peristiwa yang dapat menghasilkan suatu pengertian atau kesimpulan.
Deduktif yaitu metode berfikir yang berawal dari hal-hal umum dan kemudian dihubungkan kedalam bagian-bagian khusus (umum-khusus).
Jadi yang dimaksud dengan penalaran deduktif adalah penalaran pada suatu peristiwa umum yang kebenarannya sudah diketahui atau dipercaya dan diakhiri pada sutu kesimpulan yang bersifat lebih khusus.

Jenis-jenis penalaran deduktif:
1.     Silogisme Katagorial       : Silogisme yang terjadi dari 3 proposi
2.    Entimen                          : Silogisme yang jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari baik secara lisan maupun tulisan kemudian hanya dikemukakan hanya premis minor dan simpulan
3.    Silogisme Akternatif      : Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif
4.    Silogisme Hipotesis        : Silogisme yang terdiri atas premis mayor berproposisi konditional hipotesis

Didalam penalaran deduktif juga terdapat penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan deduktif dibagi 2 yaiutu :
1.     Penarikan kesimpulan secara langsung
2.    Penarikan kesimpulan secara tidak langsung

Penarikan kesimpulan secara langsung yaitu penarikan kesimpulan yang diambil secara premis. Premis adalah posisi tempat menarik suatu kesimpulan.
1.     Semua S adalah P (premis)
Sebagian P adalah S (simpulan)
Contoh : udara merupakan hal terpenting bagi makhluk hidup (premis)
              semua makhluk hidup membutuhkan udara (simpulan)
2.    Semua S adalah P (premis)
Tidak satu pun S adalah Tak-P (simpulan)
Contoh : semua pisau itu tajam jika sering diasa (premis)
tak ada satu pisau pun yang tak tajam jika sering diasa (simpulan)
3.    Tidak satu pun S adalah P (premis)
Semua S adalah Tak-P (simpulan)
Contoh : tidak satupun manusia yang sama seperti hewan (premis)
              semua manusia itu tak sama seperti hewan (simpulan)
4.    Semua S adalah P (premis)
Tidak satu-pun  S  adalah tak P (simpulan)
Tidak satu-pun tak P adalah S (simpulan)
Contoh : semua ular adalah melata (premis)
              tidak satupun ular adalah tak melata (simpulan)
              tidak satu pun tak melata adalah ular (simpulan)

penarikan kesimpulan secara tidak langsung yaitu penarikan yang dibutuhkan 2 premis sebagai data, dari kedua premis tersebut akan menghasilkan suatu kesimpulan. Premis yang pertama bersifat umum, premis yang kedua bersifat khusus.
1.  Silogisme
Adalah proses suatu penarikan kesimpulan secara deduktif yang disusun dari 2 proposi (kenyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan)
Contoh : semua makhluk hidup akan mati (premis)
              manusia, hewan, tumbuhan adalah makhluk hidup (simpulan)
              jadi manusia, hewan, tumbuhan akan mati (simpulan)
2.  Entimen
Adalah sutu penalaran deduktif secara tidak langsung juga dapat dikatakan sebagai silogisme yang premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contoh : semua manusia dalah ciptraan Tuhan
              Dewi adalah manusia
              jadi Dewi adalah ciptaan Tuhan